07 November 2008

Ita itu….

NAMA perempuan ini Siti Nasyi’ah. Tetapi, ketika karirnya di dunia jurnalistik dimulai dari Jawa Pos tahun 1991, nama Siti Nasyi’ah ‘’disulap’’ menjadi Ita. Kok? Nama panggilan yang tiga huruf itu merupakan inisial dari karya jurnalistiknya. Nama inilah yang akhirnya lebih popular dari pemberian orang tuanya, Boegiyat SM dan Saropah.

Akibatnya, setiap ada yang mencari Ita ke rumah, sering kali pula Bapaknya mengatakan: ‘’Ita itu anaknya Dahlan Iskan. Tapi, kalau Nasyi’ah itu anak saya,’’ kata lelaki kelahiran Lorog, Pacitan setengah bergurau.



Selama berkair di Jawa Pos, beberapa kejuaraan karya tulis berhasil diraihnya. Dan, buku Haji Nunut yang diterbitkan oleh JPbook ini merupakan karya tunggal ke-duanya, setelah Mami Rose. Buku yang memuat lika-liku seorang anak manusia, yang ingin pergi haji tapi tak memiliki uang.

Sebelum akhirnya benar-benar menjadi wartawan di Jawa Pos, Ita, menjadi wartawan magang dari sekolahnya, Stikosa-AWS. Tahun 1992 dia baru berhasil di wisuda, padahal dia sudah tercatat aktif sebagai mahasiswa di tahun 1986. Saat reformasi, Ita di BKO dari Jawa Pos oleh Dahlan Iskan ke Suara Indonesia bersama 30 wartawan lainnya. Di harian yang sebelumnya ekonomi itu, Ita di tugaskan di bidang hukum. Merasa tak memiliki background hukum sama sekali, Ita lantas kembali masuk kampus. Bersama 18 wartawan berbagai media yang ngepos di Pengadilan Negeri Surabaya, Ita kuliah hukum di Universitas Wijaya Putra.

Kini, Ita yang masih aktif menjadi wartawan dipercaya memimpin majalah Kartini biro Jawa Timur. Sebuah majalah wanita yang berkantor pusat di Jakarta. Bersama anak semata wayangnya, Aisyah Lintang Maharani dan suaminya, Jusak Sunarjanto, wanita yang aktif berkegiatan sosial itu memilih tinggal di Surabaya.

1 comments:

Unknown said...

apakah anda yang membantu menuliskan biografi Soetikno Tanoko? Tolong kontak saya di reza.antonius@gmail.com

Terima kasih